Yogyakarta – Halaman 25 hingga 42 Pedoman Hisab Muhammadiyah telah memuat secara detail pengertian kiblat, dalil, penentuan arah kiblat, cara mengukur, langkah-langkah pengukuran dan perhitungan disertai contoh-contoh perhitungannya. Pedoman yang terbit pertama Desember 2008 ini telah menjadi panduan warga Muhammadiyah dalam menentukan arah kiblat.
Dalam buku yang bisa di unduh di link ini : DOWNLOAD, salah satu contoh perhitungan, Azimut Kiblat dari Kota Yogyakarta 294° 42' 46,34" , artinya sekitar 24° dari Barat ke barat laut. Pedoman ini juga memuat contoh perhitungan arah kiblat untuk lokasi-lokasi di berbagai belahan dunia seperti kota Paramaribo, Suriname (Azimut Kiblat = 68° 07' 58,40''), Kota Amsterdam di Belanda (Azimut Kiblat = 125° 35' 24,96''), dan Kota Teheran di Iran (Azimut Kiblat = 218° 34' 30,38'').
Pedoman ini juga menyatakan bahwa secara historis cara penentuan arah kiblat di Indonesia mengalami perkembangan sesuai dengan kualitas dan kapasitas intelektual di kalangan kaum muslimin. Perkembangan penentuan arah kiblat ini dapat dilihat dari perubahan besar yang dilakukan Muhammad Arsyad al-Banjari7 dan K.H. Ahmad Dahlan8 atau dapat dilihat pula dari alat-alat yang dipergunakan untuk mengukurnya, seperti miqyas, tongkat istiwa’, rubu’ mujayyab, kompas, dan teodolit. Selain itu sistem perhitungan yang dipergunakan mengalami perkembangan pula, baik mengenai data koordinat maupun mengenai sistem ilmu ukurnya.
Pada saat ini metode yang sering digunakan dalam pengukuran arah kiblat ada tiga macam, yakni: (1) memanfaatkan bayang-bayang kiblat, (2) memanfaatkan arah utara geografis (true north), dan (3) mengamati/ memperhatikan ketika matahari tepat berada di atas Kakbah. (arif)
Download Pedoman : http://62010.muhammadiyah.or.id/index.php?option=com_docman&task=doc_details&gid=4&Itemid=160
Ade, sapaan akrab Dhia Fairuz Shabrina, mengaku tidak membayangkan sebelumnya bisa meraih medali emas. Dia menyatakan sempat tersentak saat namanya lebih awal disebut dari lima siswa Indonesia yang meraih medali emas. ''Saya tidak menyangka,'' ucapnya. Maklum, ini kali pertama Ade mengikuti kontes matematika, demikian berita yang dirilis website resmi SD Muh Pucang. Ade meraih medali emas bersama empat peserta lainnya dari Indonesia, yaitu Stanley Orlando (SD Santa Ursula), Nicolas Steven Husada (Univeral School), Fauzan Rafif Meinaldy (SD Al Azhar 17 Bintaro), dan Agasha Kareef Ratam (SDI Al Izhar Pondok Labu Jakarta).
Suasana bangga dan bahagia sangat terasa saat menyambut kedatangan Ade dibandara Juanda sekitara pukul 21.00. Orang tua beserta rombongan kepala sekolah Ustad M.Sholihin beserta guru dan teman-teman sekelas langsung memberikan ucapan selamat. Tak lupa sebelum pulang rombongan menyempatkan diri untuk foto bersama sang juara.
Secara keseluruhan, kontingen Indonesia meraih 5 medali emas, 21 perak, dan 42 perunggu. Siswa dari Cina mendominasi perolehan medali dengan merebut 44 emas, disusul Singapura 12 emas, Korea Selatan, Hongkong, dan Cina Taipeh dengan masing-masing 8, 7, dan 6 medali emas.
Dari sembilan negara peserta, Cina terbanyak mengirimkan siswanya, yakni 415 orang. Filipina mengirim 136 siswa, Indonesia 115, Malaysia 90, China Taipeh 70, Korea Selatan 61, Singapura 50, Hongkong 39, dan Tailand 23 orang.
Penciptaan manusia dan aspek-aspeknya yang luar biasa itu ditegaskan dalam banyak ayat. Beberapa informasi di dalam ayat-ayat ini sedemikian rinci sehingga mustahil bagi orang yang hidup di abad ke-7 untuk mengetahuinya. Beberapa di antaranya sebagai berikut :
2. Sel kelamin laki-lakilah yang menentukan jenis kelamin bayi.
3. Janin manusia melekat pada rahim sang ibu bagaikan lintah.
4. Manusia berkembang di tiga kawasan yang gelap di dalam rahim.
Dalam ayat ini ditekankan bahwa fase pertama dalam pembentukan hujan adalah angin. Hingga awal abad ke 20, satu-satunya hubungan antara angin dan hujan yang diketahui hanyalah bahwa angin yang menggerakkan awan. Namun penemuan ilmu meteorologi modern telah menunjukkan peran "mengawinkan" dari angin dalam pembentukan hujan.
Fungsi mengawinkan dari angin ini terjadi sebagaimana berikut:
Di atas permukaan laut dan samudera, gelembung udara yang tak terhitung jumlahnya terbentuk akibat pembentukan buih. Pada saat gelembung-gelembung ini pecah, ribuan partikel kecil dengan diameter seperseratus milimeter, terlempar ke udara. Partikel-partikel ini, yang dikenal sebagai aerosol, bercampur dengan debu daratan yang terbawa oleh angin dan selanjutnya terbawa ke lapisan atas atmosfer. Partikel-partikel ini dibawa naik lebih tinggi ke atas oleh angin dan bertemu dengan uap air di sana. Uap air mengembun di sekitar partikel-partikel ini dan berubah menjadi butiran-butiran air. Butiran-butiran air ini mula-mula berkumpul dan membentuk awan dan kemudian jatuh ke Bumi dalam bentuk hujan.
Sebagaimana terlihat, angin "mengawinkan" uap air yang melayang di udara dengan partikel-partikel yang di bawanya dari laut dan akhirnya membantu pembentukan awan hujan.
Apabila angin tidak memiliki sifat ini, butiran-butiran air di atmosfer bagian atas tidak akan pernah terbentuk dan hujanpun tidak akan pernah terjadi.
Hal terpenting di sini adalah bahwa peran utama dari angin dalam pembentukan hujan telah dinyatakan berabad-abad yang lalu dalam sebuah ayat Al Qur’an, pada saat orang hanya mengetahui sedikit saja tentang fenomena alam.
Pembentukan hujan berlangsung dalam tiga tahap. Pertama, "bahan baku" hujan naik ke udara, lalu awan terbentuk. Akhirnya, curahan hujan terlihat.
Tahap-tahap ini ditetapkan dengan jelas dalam Al-Qur’an berabad-abad yang lalu, yang memberikan informasi yang tepat mengenai pembentukan hujan.
Kini, mari kita amati tiga tahap yang disebutkan dalam ayat ini.
Semua tahap pembentukan hujan telah diceritakan dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Selain itu, tahap-tahap ini dijelaskan dengan urutan yang benar. Sebagaimana fenomena-fenomena alam lain di bumi, lagi-lagi Al-Qur’anlah yang menyediakan penjelasan yang paling benar mengenai fenomena ini dan juga telah mengumumkan fakta-fakta ini kepada orang-orang pada ribuan tahun sebelum ditemukan oleh ilmu pengetahuan.
Para ilmuwan yang mempelajari jenis-jenis awan mendapatkan temuan yang mengejutkan berkenaan dengan proses pembentukan awan hujan. Terbentuknya awan hujan yang mengambil bentuk tertentu, terjadi melalui sistem dan tahapan tertentu pula. Tahap-tahap pembentukan kumulonimbus, sejenis awan hujan, adalah sebagai berikut :
Kita harus ingat bahwa para ahli meteorologi hanya baru-baru ini saja mengetahui proses pembentukan awan hujan ini secara rinci, beserta bentuk dan fungsinya, dengan menggunakan peralatan mutakhir seperti pesawat terbang, satelit, komputer, dsb. Sungguh jelas bahwa Allah telah memberitahu kita suatu informasi yang tak mungkin dapat diketahui 1400 tahun yang lalu.
Kata "langit", yang kerap kali muncul di banyak ayat dalam Al Qur’an, digunakan untuk mengacu pada "langit" bumi dan juga keseluruhan alam semesta. Dengan makna kata seperti ini, terlihat bahwa langit bumi atau atmosfer terdiri dari tujuh lapisan.
Saat ini benar-benar diketahui bahwa atmosfir bumi terdiri atas lapisan-lapisan yang berbeda yang saling bertumpukan. Lebih dari itu, persis sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur’an, atmosfer terdiri atas tujuh lapisan. Dalam sumber ilmiah, hal tersebut diuraikan sebagai berikut:
Para ilmuwan menemukan bahwa atmosfer terdiri diri beberapa lapisan. Lapisan-lapisan tersebut berbeda dalam ciri-ciri fisik, seperti tekanan dan jenis gasnya. Lapisan atmosfer yang terdekat dengan bumi disebut TROPOSFER. Ia membentuk sekitar 90% dari keseluruhan massa atmosfer. Lapisan di atas troposfer disebut STRATOSFER. LAPISAN OZON adalah bagian dari stratosfer di mana terjadi penyerapan sinar ultraviolet. Lapisan di atas stratosfer disebut MESOSFER. . TERMOSFER berada di atas mesosfer. Gas-gas terionisasi membentuk suatu lapisan dalam termosfer yang disebut IONOSFER. Bagian terluar atmosfer bumi membentang dari sekitar 480 km hingga 960 km. Bagian ini dinamakan EKSOSFER. .
(Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 319-322)
Jika kita hitung jumlah lapisan yang dinyatakan dalam sumber ilmiah tersebut, kita ketahui bahwa atmosfer tepat terdiri atas tujuh lapis, seperti dinyatakan dalam ayat tersebut.
1. Troposfer
2. Stratosfer
3. Ozonosfer
4. Mesosfer
5. Termosfer
6. Ionosfer
7. Eksosfer
Salah satu fungsi ini, misalnya, dinyatakan dalam sebuah sumber ilmiah sebagaimana berikut:
Atmosfir bumi memiliki 7 lapisan. Lapisan terendah dinamakan troposfir. Hujan, salju, dan angin hanya terjadi pada troposfir.
Adalah sebuah keajaiban besar bahwa fakta-fakta ini, yang tak mungkin ditemukan tanpa teknologi canggih abad ke-20, secara jelas dinyatakan oleh Al Qur’an 1.400 tahun yang lalu.
Alasan yang paling penting dalam hal ini adalah ukuran Bumi. Jika ukurannya sedikit lebih kecil, maka gravitasi akan jauh lebih lemah, atmosfer planet akan terpecah dan menghilang, dan kita tidak akan mampu untuk tetap stabil di dunia. Jika bumi lebih besar, gravitasi akan cukup meningkat dan berbagai gas beracun akan membuat atmosfer kita mematikan. Bahkan jika kita berhasil untuk melindungi diri dari gas, kita tidak akan mampu bergerak.
Namun sepertinya masalah tidak pernah muncul, karena ukuran bumi telah ditentukan dengan cara yang memungkinkan bagi kehidupan manusia. Kondisi yang menggabungkan secara halus di mana tidak ada cara bahkan satu dari mereka bisa muncul secara kebetulan. Para ilmuwan telah menghitung kemungkinan peristiwa semacam itu sebagai 1 dalam 10.123,1 Jelasnya, pembentukan secara kebetulan dari lingkungan yang cocok bagi kehidupan adalah tidak mungkin.
Apakah Allah menghendaki demikian, Dia bisa membuat bintang dan planet yang cocok untuk kehidupan, mengatur hal-hal sehingga manusia tidak perlu makan atau minum, gas untuk bernapas dalam ukuran tertentu, atau gravitasi atau Matahari. Tapi Allah, Yang menciptakan semua yang ada, menghendaki untuk membawa semua kondisi secara terperinci yang diperlukan untuk kehidupan yang luar biasa untuk mengingatkan masyarakat bahwa Dia menciptakan dan mengendalikan segala sesuatu dan memberikan kita kesempatan untuk menghargai kekuasaan-Nya yang tak terbatas dan kembali kepada-Nya:
“Bahan yang sangat penting untuk ponsel pertama adalah baterai dengan berat empat atau lima kali daripada ponsel yang ada saat ini. Waktu hidup baterai 20 menit, tetapi hal tersebut bukan masalah karena pengguna tidak akan menggunakannya selama itu,” ujarnya.
Read More......
Search This Blog
Blog Archive
-
▼
2010
(83)
-
▼
Agustus
(82)
- 9 September - Sang Pencerah Tayang Di Bioskop
- Metode Penentuan Arah Kiblat Telah Termuat dalam P...
- Film Sang Pencerah Tayang Mulai 9 September
- Siswi SD Muhammadiyah Pucang Raih Medali Emas Di K...
- Kelahiran Manusia Di Bumi
- Angin Awal Pembentukan Hujan
- Proses Pembentukan Hujan
- Proses Pembentukan Awan Hujan
- Manfaat Air Susu Ibu Bagi Bayi
- Lapisan Lapisan Atmosfer Dalam AlQur'an
- Ketepatan Ukuran Bumi Untuk Kehidupan
- Teori Waktu Menurut Albert Einstein
- Sejarah Handphone Pertama Di Dunia Seberat 2Kg
- Mengungkap Misteri Segitiga Masalembo Di Indonesia
- Teori Proses Pembentukan Bumi
- Pembunuh Elektron Muncul Saat Badai Matahari
- Matahari Terbit Dari Barat Dari Segi Ilmiah
- Ketika Badai Matahari
- Misteri Candi Borobudur
- Bukti Bahwa Planet Bumi Hidup dan Bernafas
- Perkiraan Jika Bumi Berhenti Berputar
- Lagi, penemuan planet baru yang diharapkan bisa ...
- Misteri Hujan Berwarna Merah Di India
- Cara Mengaktifkan Otak Tengah (Mid Brain)
- Hard Disc Online 4shared
- Foto Terbaru Matahari Yang Sangat Dekat Diambil NASA
- Tsunami Matahari Ancam Bumi
- Ditemukan Bayi Matahari Baru Di Tata Surya Kita
- Kepribadian : Sanguinis, Melankoli, Koleris, Phleg...
- Matematika Kehidupan = Kesetimbangan Hidup
- Matematika Itu Indah
- Bilangan pun bisa narsis
- Misteri Dan Keunikan Angka 9
- HIMPUNAN
- Menu Makanan Di Surabaya
- Jalan Menuju Suramadu
- Tempat Wisata Di Surabaya
- Rokok Elektronik Bukan Terapi Pengganti Nikotin
- 8 Kecantikan Seorang Muslimah
- Berlakulah Seperti Air
- Ramadhan Dan Keutamaannya
- Menyingkap 1001 Hikmah Shalat Subuh
- Do'a Untuk Sahabat
- Wanita Agar Engkau Bahagia
- Definisi Haidh dan Waktunya
- Apakah Kamu Mencintai Seperti ini?
- Belajar Cinta Dengan IlmuNya
- Untuknya...
- Tentang Cinta
- Tentang Cinta
- Aku Mencintaimu Karena Allah
- Penemu Angka Nol
- Pacaran Menurut Islam
- Antara Tarawih, Tahajjud, dan Witir
- Keutamaan Shalat Dhuha
- Fatwa Tentang Sholat Disertai Terjemah Bacaannya
- Hukum Mengucapkan Selamat Pagi dalam Islam
- Penemuan Gunung Api Raksasa di Pantai Sumatera05/3...
- Ramalan Dunia Dari 2020 - 5079
- Suku Maya Membantah Kiamat 2012
- Banyak fakta-fakta sejarah yang sengaja disembu...
- Kapal Yang Karam 50 Tahun Lalu Ditemukan Di Kutub
- Lorong Waktu Yang Menggemparkan
- Membuat Program Faktorial Dengan Rekursif
- Membuat Program Buble Sort, Insertion Sort dan Sel...
- Membuat Data Gaji Pegawai Menggunakan C++ Struct
- 20 Manfaat Puasa Bagi Kesehatan
- Mahasiswa baru rawan IPK NASAKOM (Nasib satu koma)
- Bukti Matahari Pernah Berhenti beredar
- Ternyata Palestina Telah Dihapus Dari Peta Dunia
- Keanehan Yang Terjadi Saat Perang Gaza
- 9 Fakta Kuning Telur
- Manusia Anti Gravitasi + Video
- Mengapa nafas kita bau saat bangun tidur?
- 10 Cara Mengendalikan Nafsu Makan
- 10 Masjid Termegah Di Dunia
- Foto - Foto Terbaik Di Dunia Part I
- Misteri Ka'bah
- Program Pengelolaan Data Mahasiswa dengan mengguna...
- Tanpa judul
- Kisah ajaib seputar matematika
- Macromedia Flash
-
▼
Agustus
(82)
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "