HIMPUNAN
Suatu
himpunan didefinisikan sebagai koleksi objek-objek berbeda yang terdefinisi
dengan baik. Anggota suatu himpunan disebut elemen atau titik. Kata
berbeda dimaksud bahwa elemen yang sama hanya ditulis satu kali, sedang yang
dimaksud dengan terdefinisi dengan baik artinya kita dapat membedakan mana yang
objek yang menjadi anggota himpunan dan mana objek yang bukan anggota. Dengan
demikian jika diambil satu objek, kita dapat mengatakan objek itu anggota
himpunan atau tidak.
Himpunan
umumnya dinyatakan dengan huruf besar, sedang anggotanya umumnya dinyatakan
dengan huruf kecil. Jika x adalah objek dari himpunan A maka ditulis x ÎA, dibaca
”x di dalam A” atau ”x anggota A” atau ”x elemen A” atau ”x
termuat dalam A”. Jika y bukan objek dalam himpunan A, maka ditulis yÏA dan dibaca ”y tidak di dalam A” atau ”y bukan
anggota A” atau ”y bukan elemen A” atau
”y tidak termuat dalam A”.
Contoh :
§
Koleksi {1, 2, 3, 4} adalah himpunan tetapi { 1, 2, 3, 2,
4, 3} bukan himpunan
§
Kelompok orang dewasa tidak mendefinisikan suatu himpunan
sebab kelompok ini tidak jelas kriterianya. Apakah yang disebut dewasa itu
kalau sudah punya SIM ? Sudah menikah ?
Sudah menjadi mahasiswa ? dan sebagainya. Kalau kriteria diperjelas, misalkan
kelompok orang yang berumur lebih dari 20 tahun, ini membentuk suatu himpunan.
§
Koleksi {1, 2, 3, 4, ... , 100} adalah himpunan.
PENYAJIAN HIMPUNAN
Pada dasarnya
terdapat dua cara penyajian himpunan :
−
mendaftar semua anggotanya
−
menyebutkan sifat keanggotaannya
Contoh :
- A = {1, 2}
- B = { x ; x2 − 3x + 2 = 0}
- C = { Yayuk, Liliek,
Nenik, Utami }
- Himpunan dosen Matematika Unair yang mengajar
Aljabar Linear Elementer
Beberapa himpunan
bilangan yang telah kita kenal dan akan sering digunakan adalah :
P = himpunan bilangan prima = {2, 3, 5, 7, 11,
...}
N = himpunan bilangan
asli = {1, 2, 3, 4, 5, ...}
Z = himpunan bilangan bulat = { ... , -2, -1, 0, 1, 2, ...}
Q = himpunan bilangan
rasional = {p/q ; p, q Î Z , q ¹ 0}
I = himpunan bilangan irrasional
R = himpunan bilangan
real = Q È I
C = himpunan bilangan kompleks
= {x+iy ; x,y Î R}
Himpunan kosong (empty set atau
null set) adalah himpunan yang tidak memunyai elemen, dinotasikan { } atau Æ.
Contoh :
§
Himpunan pembagi persekutuan dari 5 dan 8 yang bukan 1
adalah himpunan kosong.
§
Himpunan gajah yang belalainya sepanjang 3 meter.
Suatu himpunan A
disebut himpunan bagian (subset) dari himpunan B, dinotasikan A Í B, jika A adalah
himpunan kosong atau setiap anggota A juga anggota B.
Jika A himpunan
bagian dari B maka B disebut superset dari A, dinotasikan B Ê A.
Jika A himpunan
bagian dari B, A ¹ Æ, dan A ¹ B maka A
disebut himpunan bagian sejati dari B.
Dari definisi di atas
diperoleh :
§
Himpunan kosong menjadi himpunan bagian setiap himpunan
§
Setiap himpunan menjadi himpunan bagian dari dirinya
sendiri
§ Jika
A Í B dan B Í C maka
A Í C.
§ Setiap himpunan tidak kosong mempunyai
paling sedikit dua himpunan bagian yaitu himpunan kosong dan dirinya sendiri
Contoh :
1.
Himpunan {1, 2, 4} merupakan himpunan bagian
dari {1, 2, 3, 4, 5} tetapi bukan
himpunan bagian dari { 1, 3, 5, 7, 9}.
2.
P Í N Í Z Í Q Í R Í C.
Himpunan yang terdiri
dari semua himpunan bagian dari himpunan X disebut himpunan kuasa dari
X, dinotasikan Ã(X) atau 2X. Notasi terakhir
berkaitan dengan banyaknya anggota himpunan kuasa, dalam arti jika banyaknya
anggota X adalah n maka banyaknya anggota
Ã(X) adalah 2n.
Contoh : Jika X = { a, b, c} maka Ã(X) = { Æ, {a},{b}, {c},
{a,b}, {b,c}, {a,c}, X}.
Dari definisi
himpunan kuasa maka :
- Jika A Í B maka Ã(A) Í Ã(B)
- Ã(Æ) = {Æ}
Dua himpunan A dan B dikatakan sama,
ditulis A = B, jika A Í B
dan B Í A,
yaitu setiap elemen A juga elemen B dan sebaliknya.
Contoh : Himpunan A = { 2, 3} dan B = {xÎ R ; x2
- 5x + 6 = 0} adalah dua himpunan yang
sama.
Himpunan semesta (universal set) adalah himpunan yang
meliputi semua himpunan dalam suatu system himpunan, dinotasikan dengan S.
Contoh : Sistem yang meliputi himpunan {1,
2, 3}, {2, 4, 6}, {3, 5 ,7} adalah {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7} atau sebarang
supersetnya, misal {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9} atau N.
Latihan.
1.
Mana di antara kelompok di bawah ini yang merupakan
himpunan
a.
Kumpulan orang-orang tinggi
b.
Kumpulan orang yang tinggi badannya lebih dari 165cm
c.
Kumpulan bilangan genap
d.
Kumpulan garis lurus yang melewati satu titik tertentu
e.
{a, b, c, b, e, d, f}
f.
Koleksi bilangan real yang memenuhi persamaan x2
+ 3x +2 = 0
2. Diketahui A = { x Î N / 3x = 9} dan B =
3. Apakah A = B ?
3. Diketahui B = { p,
q, r }. Manakah pernyataan berikut yang benar :
a. p Î B b. q Í B c. {q} Î B d. {r} Í B
e. p, r Î B f. q, r Í B g. {p, r} Î B h. {q, r} Í B
i.
a Î B j. b Ë B k. {a} Ï B l.
{a} Í B
m. a Ï B n. {p} Ë B o. {a} Ë B p. {a, r} Í B
4.
Nyatakan himpunan berikut dengan mendaftar anggotanya. Tuliskan syarat keanggotaannya dalam
notasi matematik.
a.
Himpunan bilangan cacah kurang dari 10
b.
Himpunan bilangan asli kelipatan persekutuan dari 2 dan 3
c.
Himpunan faktor prima dari 50
d.
Himpunan bilangan real yang memenuhi persamaan x2
+ 5x +6 =0
e.
Himpunan bilangan real yang memenuhi x2 + 3x +2 < 0
5.
Nyatakan himpunan pada soal no 2 dalam bentuk himpunan dengan
menyebutkan syarat keanggotaannya.
6.
Tentukan hubungan antar himpunan pada soal no 2.
7.
Tentukan himpunan semesta dari masing-masing himpunan
pada soal no 2.
8.
Nyatakan himpunan berikut dengan menyebut syarat
keanggotaannya.
a.
{ 1, 2, 3, 4, 5}
b.
{2, 3, 5, 7, 11, 13,17, 19}
c.
{1, 4, 7, 10,...}
OPERASI HIMPUNAN
Untuk sistem himpunan
A dan B yang mempunyai semesta S, didefinisikan operasi himpunan berikut.
Komplemen dari A : AC = {x Î S ; x Ï A}
Gabungan (union) dari
A dan B : A È B = {x Î S ; x Î A atau x Î B}
Irisan (intersection)
dari A dan B : A Ç B = {x Î S ; x Î A dan x Î B}
Contoh :
Jika S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}, A = {1, 2,
3}, B = {2, 4, 6, 8} , dan C = {1, 3, 5, 7, 9} maka
AC = {4, 5, 6, 7, 8, 9,
10}
BC = {1, 3, 5, 7, 9, 10}
A È B = {1, 2, 3, 4,
6, 8}
A Ç B = {2}
(A È B) Ç C = {1, 3}
Sifat :
- A Ç AC = Æ
dan A È AC = S
- SC = Æ
dan ÆC = S
- (AC)C
= A
- A Ç A = A dan
A È A = A
- A Ç B = B Ç A
dan A È B = B È A
- A Í A È B
dan B Í A È B
- A Ç B Í A
dan A Ç B Í B
- A Ç (B Ç C) = (A Ç B) Ç C dan
A È (B È C) = (A È B) È C
- A Ç (B È C) = (A Ç B) È (A Ç C) dan
A È (B Ç C) = (A È B) Ç (A È C)
Jika A Ç B = Æ maka
dikatakan A dan B saling asing (disjoint)
v Selisih (difference) himpunan A dan B adalah
A\B
= { x Î A ; x Ï B}
Contoh : Jika A = {1, 2, 3} dan B = {2, 4, 6, 8} maka
A\B = {1, 3}
B\A = {4, 6, 8}
Sifat :
- (A\B) Í A
- A\B,
A Ç B , dan B\A adalah himpunan yang saling
asing sepasang-sepasang (mutually disjoint)
- A\B = A Ç BC
v Selisih simetri (symmetric difference) himpunan A
dan B :
A D B = (A \ B) È (B \A)
Contoh
: Jika A = {1, 2, 3} dan B = {2, 4, 6,
8} maka A\B = {1, 3}
dan B\A = {4, 6, 8} sehingga A D B = {1, 3} È {4, 6, 8} = {1, 3, 4, 6, 8}
Sifat :
1.
A D Æ = A
2.
A D B = B D A
v Diagram Venn dan Diagram Garis
Untuk
memperlihatkan hubungan antara beberapa himpunan, dapat digunakan diagram Venn
ataupun diagram garis. Diagram Venn selain digunakan untuk memperlihatkan
hubungan antar himpunan juga dapat digunakan untuk memperlihatkan hasil operasi
himpunan yaitu dengan memberikan arsiran pada hasil operasinya. Diagram garis
biasanya digunakan untuk memperlihatkan hubungan antar himpunan dimana himpunan
yang satu merupakan himpunan bagian dari himpunan yang lain.
Contoh :
Jika A = {a, b, c, d}, B = {a, b, c}, C=
{a, b}, D= {c, d}, E {a}, bagaimana
bentuk diagram Venn dan diagram garisnya ?
v Operasi pada himpunan yang dapat
diperbandingkan (comparable set)
- Jika A Í B
maka A Ç B = A
- Jika A Í B
maka A È B = B
- Jika A Í B maka BC Í AC
- Jika A Í B
maka A È (B\A) = B
Latihan
1.
Jika S = {1, 2, 3,
4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}, A = {1, 2, 3,
4}, B = {2, 4, 6, 8}, dan C = {3, 4, 5, 6} tentukan :
a. AC b. A Ç B c. B È A d. A Ç BC
e. A Ç (B Ç C) f. (A Ç B) Ç C g.
A Ç (B È C) h. (A Ç B) È (A Ç C)
i. A È (B Ç C) j. (A
È B) Ç (A È C k. (A\B)
Ç C l.
(B\A) È C
m. B D C n.
C D B o. (A\B)C p. (C D B)C
q. A\(B È C) r.
(A\B) Ç (A\C) s. A\(B Ç C) t. (A\B)
È (A\C)
2. Gambarkan diagram
Venn masing-masing pada soal no 1.
3. Tentukan
himpunan-himpunan seperti pada soal no 1, jika S = R, A = [-4, 2), B = (-1, 6), dan C =
(-¥, 1]
4. Tentukan
himpunan-himpunan seperti pada soal no 1, jika S = R,
A = {x Î R/x2 – 1
> 3}, B = { x Î R/x3 – 2x2 – x + 2 = 0}, dan
C = { x Î R/xlog (2x – 1) ³ 1}
5. Tentukan
himpunan-himpunan seperti pada soal no 1, jika Semesta adalah semua binatang, A
adalah himpunan binatang berkaki empat, B adalah himpunan binatang bertanduk,
dan C adalah himpunan binatang yang tidak mempunyai ekor. Sebutkan contoh
anggota masing-masing himpunan jika himpunan tersebut tidak kosong.
HIMPUNAN BERINDEKS
Perhatikan himpunan
berikut :
A = {2}
B = {2, 4}
C = {2, 4, 6}
H = {2, 4, 6, …, 16}
Antara
himpunan-himpunan di atas mempunyai satu ciri yang sama yaitu mempunyai elemen
bilangan genap positif. Pada masing-masing himpunan banyaknya elemen sesuai
dengan nomor urutan alphabet dari abjad lambang himpunannya. Persoalannya bagaimana
kita menuliskan lambang himpunannya jika himpunan semacam di atas mempunyai
anggota sebanyak 50 ? Untuk mengatasi hal itu dapat digunakan indeks. Dengan
menggunakan indeks, himpunan-himpunan tersebut dapat dinyatakan sebagai
berikut.
A1 = {2}
A2 = {2,
4}
A3 = {2,
4, 6}
A8 = {2,
4, 6, …, 16}
A50 = {2,
4, 6, …, 100}
Contoh : Jika
diberikan An = { 1, 2, …, n}
maka A5 = {1, 2, 3, 4, 5}, A100 = {1, 2, 3, …, 100}.
Dapat dilihat pula
KARDINALITAS
Suatu himpunan
dikatakan berhingga (finite) jika elemennya dapat “dinyatakan
habis” dalam suatu proses penghitungan.
Contoh :
1.
Himpunan
mahasiswa FMIPA Unair yang mengikuti kuliah DDM I, merupakan himpunan berhingga
2.
A = { 1, 2, 3, ..., 100} merupakan himpunan berhingga
3.
N merupakan himpunan tak berhingga
4.
B = {x Î Z ; x2 + 1 < 1000 }
merupakan himpunan berhingga
5.
C = {x Î R ; x2 + 1 < 10 }
merupakan himpunan tak berhingga
Bilangan kardinal (cardinal number)
disingkat kardinalitas suatu himpunan A yang berhingga adalah banyaknya elemen
dalam A, ditulis n(A) atau card(A).
Pada Himpunan
berhingga A dan B berlaku
n(A È B) = n(A) + n(B)
– n(A Ç B)
Rumus di atas
dapat diperluas dengan himpunan berhingga A, B, dan C, yaitu :
n(A È B È C) = n(A) + n(B) +
n(C) – n(A Ç B) – n(B Ç C) – n(A Ç C) + n(A Ç B Ç C)
Latihan.
1. Tentukan apakah
himpunan berikut berhingga.
a. Bulan-bulan dalam satu tahun
b. Tahun kabisat
c. Tahun kabisat
dalam satu abad
d. Rumah-rumah dalam
satu RT
e. Orang-orang di
dunia
f.
Bilangan genap yang habis dibagi 5
g. Bilangan gasal
yang nilai mutlaknya kurang dari 100
h. Bilangan real
antara 0 dan 1
2. Tentukan
kardinalitas dari himpunan berhingga pada soal no 1.
HASIL KALI KARTESIAN HIMPUNAN
Hasil kali
kartesius (Cartesian product) dari dua himpunan A
dan B, dinotasikan A x B, dimaksud adalah himpunan semua pasangan
berurutan (a, b) dengan a Î A dan b Î B. Jadi
A x B = { (a, b)
; a Î A dan b Î B }
Secara sama hasil
kali kartesius dari tiga himpunan A
B, dan C, dapat ditulis sebagai
A x B x C = { (a, b,
c) ; a Î A, b
Î B, dan c Î C }
Secara umum untuk
keluarga himpunan {Ai}, maka hasil kali kartesiusnya dapat
dinyatakan dengan :
= { x = (xi) ; xi
Î Ai
dengan xi adalah elemen ke–i dari x }
Hasil kali
kartesius A x A x A ditulis dengan A3,
sehingga kita peroleh
R2 = { (x1, x2) ; x1
x2 Î R }
R3 = { (x1, x2, x3)
; x1 x2, x3 Î R }
Rn = { (x1, x2, … , xn)
; xi Î R, i = 1, 2, ... , n }
Jika salah satu
faktor penyusun hasil kali kartesius merupakan himpunan kosong, maka hasil kali
kartesiusnya juga merupakan himpunan kosong.
Contoh :
A = { 1, 2, 3 }, B
= { c , d }, dan C = { y, z }
A x B = { (1, c),
(1, d), (2, c), (2, d), (3, c), (3, d) }
B x C = { (c, y),
(d, y), (c, z), (d, z) }
B x A = { (c, 1),
(d, 1), (c, 2), (d, 2), (c, 3), (d, 3)}
A x B x C = { (1, c, y),
(2, c, y), (3, c, y), (1, c, z), (2, c,
z) , (3, c, z), (1, d, y), (2, d, y),
(3, d, y), (1, d, z), (2, d, z) , (3,
d, z) }
Dua pasangan
berurutan dikatakan sama jika elemen seletaknya sama.
Jadi (a,b) = (p,q)
apabila a = p dan b = q.
Contoh :
Jika (2x – 3
,4) = (7,y – 1), berapakah nilai x dan y ?
Jawab : karena 2x – 3 = 7 dan y – 1 = 4 maka x = y =5.
Sifat : Untuk
himpunan A, B, dan C berlaku
A x (B Ç C ) = (A x B) Ç (A x C
)
Contoh :
A = { 1, 2, 3 }, B
= { 2 , 4 }, dan C = { 3 , 5 }. Tentukan :
a. A x (B Ç C ) b. (A x B) Ç (A x C
)
c. A x (B È C ) d. (A
x B) È (A x C
)
e. (A \ B) x C f. (A x C) \ (B x C)
Jika D = { 4, 6 },
tentukan pula :
g. (A x B) È (C x D
) h. (A È C) x (B È D)
i. (A x B) Ç (C x D
) j. (A Ç C) x (B Ç D)
Apakah berlaku A x (B È C ) = (A x B) È (A x C
) ?
Sifat :
−
Jika A1
Ì B1 dan A2 Ì B2 maka A1 x A2 Ì B1
x B2
−
Jika {Ai} dan {Bi} keluarga himpunan
sehingga Ai Ì Bi untuk setiap iÎ {1,2,…,n} maka Ì
Kardinalitas hasil kali kartesius
−
Jika A dan B himpunan berhingga
maka n(A x B) = n(A)
n(B)
−
Untuk A ¹ B, n(A x B) = n(B x A) meskipun
A x B ¹ B x A
−
Jika A, B, dan C himpunan
berhingga maka n(A x B
x C) = n(A) n(B) n(C)
0 komentar:
Posting Komentar